skip to main |
skip to sidebar
Rakan Usrah
berdana
Dan orang-orang yang terdahulu; yang mula-mula dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar” (berhijrah dan memberi bantuan), dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat), Allah reda kepada mereka dan mereka pula reda kepada Nya, serta Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar. (Surah At-Taubah, Ayat 100)
sponsor
Wednesday, July 6, 2011
Tuesday, July 5, 2011
Adab Bergurau
Dalam Islam, bergurau boleh jatuh dalam kategori halal dan haram. Sebagai contoh, adalah sesuatu yang dilarang untuk berbohong; selanjutnya jika sebuah gurauan terdiri dari sesuau yang tidak benar (kebohongan) maka itu haram. Sebagai tambahan, sebuah gurauan dibolehkan jika itu tidak mengandungi sesuatu kedurhakaan pada Allah swt., tidak berunsur seksual atau pembohongan.
Al-Mudaa’abah adalah berasal dari kata da’bah, yang berarti berkata lembut, ramah, sopan dan kalimat lucu dalam sebuah perbincangan; sebagai contoh, bila mengatakan kepada istri kita, ‘kamu kelihatan lebih muda setiap hari!’ dan sebagainya.
Al-Mudaa’abah boleh digunakan dalam sebuah situasi, atau kejadian, dengan tujuan untuk memberikan keceriaan pada seseorang. Sebagai contoh, untuk bergurau dengan seseorang yang sedang sakit adalah sedekah (membuat wajahnya tersenyum).
Bergurau itu diharuskan
Keadaan yang membawa untuk gurauan adalah bahwa seseorang hanya boleh bergurau jika tidak menyakiti perasaan orang lain, tidak mempengaruhi kehormatannya atau melanggar syari’ah.
Telah diriwayatkan bahwa Al-Imaam Ibnu Hajar Al-‘Asqalaani r.h. berkata:
“seseorang yang bergurau untuk mengajar (agama) akan menerima pahala.”
Rasulullah saw. sesekali juga pernah bergurau, sebagaimana hal tersebut juga dilakukan oleh Sahabat, Tabien dan Tabik Tabien. Tidak ada sama sekali ucapan yang keluar dari mulut Rasulullah kecuali itu adalah wahyu. Bahkan gurauan baginda juga menepati kehendak dari Allah swt.
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS An Najm 53: 3-4)
Tidak wajib bagi orang-orang yang beriman dalam keadaan serius sepanjang waktu. Hal tersebut adalah Sunnah dari Rasulullah saw. dan Sahabat untuk bergembira dan membuat orang lain tersenyum dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, seseorang juga harus menghindari sesuatu menjadi sangat serius (pada tingkatan di mana mereka berhadapan dengan kesedihan) atau menjadi sangat beremosi; tetapi kita harus mengimbangi keduanya.
Orang-orang yang berkata dengan bergurau boleh masuk dalam keharaman bila membuat fatwa tanpa rasa takut pada Allah swt., dan mereka tidak mempunyai hak atau kedudukan untuk melakukan yang demikian. Secara ringkasnya, bergurau itu dibolehkan kecuali yang mengandung penipuan, menfitnah, mengkhianat, mengumpat, menghina dan sebagainya.
Dikirim dalam Adab
Al-Mudaa’abah adalah berasal dari kata da’bah, yang berarti berkata lembut, ramah, sopan dan kalimat lucu dalam sebuah perbincangan; sebagai contoh, bila mengatakan kepada istri kita, ‘kamu kelihatan lebih muda setiap hari!’ dan sebagainya.
Al-Mudaa’abah boleh digunakan dalam sebuah situasi, atau kejadian, dengan tujuan untuk memberikan keceriaan pada seseorang. Sebagai contoh, untuk bergurau dengan seseorang yang sedang sakit adalah sedekah (membuat wajahnya tersenyum).
Bergurau itu diharuskan
Keadaan yang membawa untuk gurauan adalah bahwa seseorang hanya boleh bergurau jika tidak menyakiti perasaan orang lain, tidak mempengaruhi kehormatannya atau melanggar syari’ah.
Telah diriwayatkan bahwa Al-Imaam Ibnu Hajar Al-‘Asqalaani r.h. berkata:
“seseorang yang bergurau untuk mengajar (agama) akan menerima pahala.”
Rasulullah saw. sesekali juga pernah bergurau, sebagaimana hal tersebut juga dilakukan oleh Sahabat, Tabien dan Tabik Tabien. Tidak ada sama sekali ucapan yang keluar dari mulut Rasulullah kecuali itu adalah wahyu. Bahkan gurauan baginda juga menepati kehendak dari Allah swt.
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS An Najm 53: 3-4)
Tidak wajib bagi orang-orang yang beriman dalam keadaan serius sepanjang waktu. Hal tersebut adalah Sunnah dari Rasulullah saw. dan Sahabat untuk bergembira dan membuat orang lain tersenyum dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, seseorang juga harus menghindari sesuatu menjadi sangat serius (pada tingkatan di mana mereka berhadapan dengan kesedihan) atau menjadi sangat beremosi; tetapi kita harus mengimbangi keduanya.
Orang-orang yang berkata dengan bergurau boleh masuk dalam keharaman bila membuat fatwa tanpa rasa takut pada Allah swt., dan mereka tidak mempunyai hak atau kedudukan untuk melakukan yang demikian. Secara ringkasnya, bergurau itu dibolehkan kecuali yang mengandung penipuan, menfitnah, mengkhianat, mengumpat, menghina dan sebagainya.
Dikirim dalam Adab
Pages
1m
- http://bizinformation.com.my/www.blogyeop.blogsot.com
Pak Haji
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
Like Blog
Asr
Waktu Solat Fardhu
Pujian
sembang kencang
CONTRIBUTION
Blog Archive
Popular Posts
Recent Posts
http://blogyeop.blogspot.com/
by Imq. Powered by Blogger.
Favorite blogs
-
-
-
-
Tugas Penolong Pegawai Tadbir N298 years ago
-
Amerika Dalang Rencana Pembunuhan Erdogan8 years ago
-
-
Ke Mana Menghilangnya Qamarguyz?8 years ago
-
-
unique number (part 2)9 years ago
-
Bagaimana Caranya Mengurus STNK Hilang?9 years ago
-
-
-
jangan jadi org pemarah11 years ago
-
Hisashiburi11 years ago
-
http://ok-store.blogspot.com/11 years ago
-
-
-
-
-
Popular Posts
-
Menyembelih Bi n tang Korban Korban atau ‘ udhiyah ’ bermaksud menyembelih haiwan tertentu jenisnya daripada ternakan yang dikat...
-
1001 Hari Jumaat. 1) Hari nabi Adam a.s diciptakan. 2) Hari nabi Adam a.s dimasukkan ke dalam syurga dan dikeluarkan darinya...
-
1. Sebelum Israk dan Mikraj -Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika’il. -Hati Bagin...
-
Jenis-jenis Najis dalam Islam dan Cara Menyucikannya Pengertian Najis Bahasa: Benda-benda kotor dan jijik. Istilah: Kotoran yan...
-
Firman Allah Bermaksud; "Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mere...
-
B OLEHKAH seorang pembayar zakat itu mengungkit-ungkit kembali pembayaran zakatnya? Misalnya dia merasa menyesal memberikan zaka...